Ki Ageng Suryongalam menyadari bahwa sebagai bawahan tidak dapat berbuat banyak. Maka alernatif lain yang ditempuh terpaksa memperkuat dirinya dengan pasukan perang yang terlatih berikut para waroknya dengan berbagai ilmu kanuragan.
Berawal dari ceritera inilah asal-usul Reog Ponorogo dalam wujud seperangkat merak dan jatilan sebagai manifestasi sindiran kepada Raja Majapahit yang dalam melaksanakan roda pemerintahan dipengaruhi oleh permaisurinya. Raja dikiaskan sebagai harimau yang ditunggangi oleh merak sebagai lambang permaisurinya.
Pada masa kekuasaan Batoro Katong oleh Ki Ageng Mirah ( pendamping setia Batoro Katong) dipandang perlu tetap melestarikan barongan tersebut sebagai alat pemersatu dan pengumpul masa yang efektif sekaligus sebagai media informasi dan komunikasi langsung dengan masyarakat. Dengan daya cipta dan rekayasa yang tepat Ki Ageng Mirah membuat ceritera legendaris, yaitu terciptanya kerajaan Bantarangin dengan rajanya Klana Sewandana yang sedang kasmaran ( Klana Wuyung ). Hasil daya cipta Ki Ageng Mirah ini berkembang di masyarakat Ponorogo bahkan diyakini bahwa ceritera itu adalah benar-benar terjadi.
sudah mulai ngeblog lagi bro?
ReplyDeleteIya nih...
ReplyDeleteTapi masih males aja bawaannya.....
hohohohohohohoho................
ReplyDeleteaku yo duwe,
tapi sik rung patio ngerti,
kwkakakakakakakakakakak......................
Wah, ku pingin lho lihat reog ponorogo, kesenian daerah yang harus jaga..
ReplyDelete